yolanda santosa - desainer cewek inspiratif
00.27
Pernah nonton film layar lebar 300, Hulk, atau Cat Woman? Atau, jika Anda penggemar film serial TV mungkin pernah menyaksikan Ugly Betty, The Triangle, atau Desperate Housewives yang ditayangkan Star World dan HBO? Jika Anda perhatikan, ternyata ada satu persamaan dari film-film top tersebut, yakni sang desainer grafis di balik film: Yolanda Santosa.
Yolanda memang salah satu talenta muda asal Indonesia yang sukses sebagai desainer di bidang branding & motion graphic di Amerika Serikat. Melalui bendera usahanya Ferroconcrete, Yolanda sukses mendesain sejumlah film box office. Kepiawaiannya mendesain film title, main title atau opening show, memberi kontribusi besar dalam mendongkrak publikasi sebuah film.
Bahkan, melalui kontribusinya tersebut, sejumlah penghargaan diraihnya. Selama tiga tahun berturut-turut, namanya dinominasikan untuk meraih Emmy Award. Pada Emmy Nomination 2007, perempuan yang akrab disapa Yo ini masuk dalam kategori Main Title Design untuk serial TV favorit Ugly Betty. Sebelumnya, di kategori yang sama, pada 2006 ia pernah dinominasikan berkat karyanya di serial TV The Triangle yang diputar di The Sci Fi Channel dan pada 2005 lewat serial TV Desperate Housewives. Selain dinominasikan dalam Emmy Award, Yo telah menyabet penghargaan Graphic Design USA 2006 dan Webby Award Honoree 2006. Sederet klien besar pernah ditangani Yo, antara lain: stasiun TV ABC, CNN Paramount Pictures, Pinkberry, Sci Fi Channel, Showtime, Sony, Universal Pictures, Walt Disney Pictures, Warner Bros Pictures, dan 20th Century Fox.
Menurut Yolanda, proyek pertama yang ia garap sebagai desainer grafis adalah main title design film Desperate Housewives. Ketika itu ia bekerja sebagai desainer dan Art Director di yU+co. Memang, setelah menyelesaikan kuliah di Art Center College of Design di Pasadena, AS, pada 2000, Yo langsung bergabung dengan studio motion graphic ini. Rumah produksi yang menggarap serial Desperate Housewives mengundangnya untuk mengikuti tender pembuatan main title film serial ini. Marc Cherry, kreator film tersebut menginginkan ada penggambaran yang komunikatif mengenai beberapa istri yang sedang patah hati, murung, tapi terkait dengan sejarah. “Tantangan bagi saya adalah bagaimana menyambungkan dan mengaitkan beragam aliran dan gaya visual sehingga menjadi sesuatu yang kohesif. Solusinya, dengan membuat gaya pop-up book,” ujar Yo mengenang.
“Kami memenangi tender itu dengan mengalahkan lima perusahaan lainnya. Saat itulah saya merasa benar-benar menjadi local lead designer dan art director,” ia menceritakan dengan nada bangga. Setelah itu, Yo memutuskan mengembangkan bendera usaha sendiri. Pada 2006 dibentuklah Ferroconcrete yang berbasis di Los Angeles. Kini, Ferroconcrete kian berkibar sebagai desainer branding & motion graphic di AS. Tentunya, rekening banknya makin dipenuhi dolar. Bagaimana tidak, untuk pengerjaan satu desain title film saja biaya proyeknya minimum US$ 250 ribu. Apa sih kiat suksesnya? “Saya hanya meyakini kemampuan diri sendiri, dan bisa menawarkan yang terbaik untuk klien,” ujarnya diplomatis. #salamkreatif , Sumber : idesainesia
0 komentar