teror sampah visual - sumbo tinarbuko

     Senang sekali rasanya berjalan-jalan di kota-kota yang masih alami dan memiliki unsur budaya di Indonesia. Tapi sekarang keindahan ...


     Senang sekali rasanya berjalan-jalan di kota-kota yang masih alami dan memiliki unsur budaya di Indonesia. Tapi sekarang keindahan kota-kota tersebut kini mulai memudar. Alasannya banyak, salah satunya adalah banyak baliho-baliho yang dipasang tidak beraturan dan coretan-coretan vandalisme. Sayang sekali, karena hal tersebut pelancong dari luar kota tersebut jadi terganggu pemandangannya dan secara tidak langsung juga psikologinya. 

     Tidak mau kota yang kita cintai Jogja ini yang penuh akan unsur sejarah dan warisan budayanya menjadi kota yang tidak beraturan dan vandal, maka salah satu Dosen ISI lulusan ITB Bapak Sumbo Tinarbuko mendirikan Komunitas Reresik Sampah Visual.



     Bapak Sumbo Tinarbuko ini background pendidikannya adalah seni visual dan budayawan. Komunitas Reresik Sampah visual ini didirikan dengan maksud membersihkan sampah visual, yang meliputi iklan-iklan ruang luar yang secara ilegal terpasang, serta baliho-baliho yang tidak menempati ruang yang pas. Iklan-iklan ruang luar seperti iklan yang dicat di bangunan-bangunan publik. Sedang baliho-baliho besar sudah diatur dalam PERDA tentang pemasangan reklame, namun pada pelaksanaannya tidak terintegrasi dengan masterplan pemasangan dan aturan sebelumnya yang sudah ada, yang mengatur secara detil letak, ukuran, dan ketinggian papan reklame yang boleh terpasang sesuai lokasi masing-masing.



     Tapi yah, gitu lah.. Komunitas Reresik Sampah Visual ini banyak melakukan kegiatan dan kerjasama dengan organisasi-organisasi dan Pemerintah Kota Jogja yang terkait. Salah satunya di tahun 2012, Komunitas Reresik Sampah Visual dan Wali kota Jogja saat itu Bapak Haryadi Suyuti dan pihak yang terkait mengadakan kegiatan dengan tema “Gowes Jogjaku Resik”, sepedaan sembari bersih-bersih sampah visual. Dimotori langsung pada saat itu oleh Wali kota Jogja 2012, Bapak Haryadi Suyuti, sepedaan yang diikut ratusan ini mengambil start di kantor kecamatan Gondokusuman. 


     Titik awal reresik sampah visual dimulai di batas kota depan Saphir menuju kebarat hingga finish di kantor kecamatan Jetis, melalui jalan Solo, jalan Jend. Soedirman, dan jalan P. Diponegoro. #salamkreatif, sumber : youthyakarta

You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images